Farmasi berasal dari kata
“PHARMACON” yang berarti obat atau
racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan
yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan , pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari
para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur- Tengah,
Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya ilmu “ilmu pengobatan” di
miliki oleh orang tertentu secar turun temurun dari keluarganya. Di Yunani
sendiri yang sering di anggap sebagai Tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno
Yunani, Asclepius, Dewa pengobatan
menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh
masyarakat Inggris Hygieia disebut
sebagi Apoteker (Inggris : Apothecary). Sedangkan di Mesir di mesir di bagi
dalam dua pekerjaan, yaitu : yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di
kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat2an pertama
kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah
sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang
menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara
perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang
dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.
A. Definisi Campuran , kocok
1. Definisi Campuran
Campuran
adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki
sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada
batas di antara kedua cairan tersebut.
Dari batasan mengenai pengertian campuran dapat diuraikan
beberapa sifat dari campuran, Diantaranya :
a. Terdiri dari
dua jnis Zat tunggal atau lebih
b. Komposisi
campuran tidak tetap tapi bervariasi
c. Sifat Zat-Zat
pembentuk campuran masih
tampak pada campuran yang dibentuknya.
d. Zat – Zat
pembentuk campuran dapat dipisahkan secara fisis.
a.
Campuran Homogen adalah campuran yang seluruh bagiannya mempunyai
perbandingan komponen yang sama sehingga sangat sulit untuk membeda-bedakan
komponen zat penyusunnya. Contoh campuran Homogen adalah larutan.
b.
Campuran Heterogen adalah campuran yang perbandingan komponen disetiap
bagiannya tidak sama sehingga masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya. Contoh
campuran Heterogen adalah Suspensi
Secara khusus campuran dapat
dibedakan ke dalam 3 bentuk yaitu :
a.
Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut
pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
sebagai konsentrasi larutan. Contoh larutan:
· Larutan garam adalah campuran homogen dari garam dalam air
· Larutan gula adalah campuran homogen dari gula dalam air
· Larutan oralit adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam
b.
Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana
terbentuk sedimentasi sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa perlu
menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat
laun terpisah karena gravitasi dan membentuk sedimentasi.Contoh suspensi:
· Campuran kapur dan air
· Campuran kopi dan air
c. Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1
- 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun karena koloid merupakan
campuran homogen maka partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya
gravitasi sehingga tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid:
· Susu, adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air
· Lem kanji adalah koloid gel dari
pati dan air yang dipanaskan
2.
Definisi kocok
· mengguncang(-guncang)
· Mencampur adukkan
3.
Definisi Campuran kocok
Mixtura agitanda ( Campurn
kocok ) adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut dalam cairanpembawa, sehingga cepat mengendap. Pada
umumnya untuk pemakaian luar (topikal) dan dihindaripenambahan stabilisator
PGA(Pulvis gummi arabicium), tragakant.
B. Emulsi
1. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan
emulgator/surfaktan yang cocok.
Emulsi
berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsiadalah
putih.Emulsi dapat dibedakan dalam 2 bentuk yaitu: Emulsi Vera (emulsialam),
dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak
jugaemulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Dan emulsi
spuria (emulsibuatan) yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar.
Emulsi
dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campurandua cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah :
a)
Dipergunakan sebagai obat dalam/
peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.
b) Dipergunakan
sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki
2.
Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang
berfungsi sebagai fase internal ataupuneksternal,
maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a)
Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).Adalah emulsi
yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase internal dan air fase
eksternal.
b)
Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
3.
Teori Terjadinya Emulsi
a)
Teori Tegangan Permukaan ( Surface Tension )
Daya
kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair
akanterjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi.
Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut
dinamakan tegangan permukaan. Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang
mengakibatkan antara kedua zatcair
itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akanbertambah
dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawaelektrolit, tetapi
akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tetentu antaralain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa
penambahan emulgator akan menurunkandan
menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua
zat cair tersebut akan mudah bercampur
b) Teori
Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
Setiap molekul
emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni :Kelompok hidrofilik yaitu bagian dari emulgator yang suka
pada air, dan kelompok lipofilik yaitu
bagian yang suka pada minyak.
c) Teori
Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air
danminyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase
dispers.Dengan terbungkusnya partikel
tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi
terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil. Untuk memberikan
stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah :
· Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
· Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan
partikel fase dispers.
· Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat
menutup semuapermukaan partikel dengan segera.
d) Teori Electric Double Layer (lapisan
listrik ganda)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
berhubungandengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan
berikutnyaakan bermuatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan
demikianseolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan
listrik yangsaling berlawanan. Benteng
tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan
menggandakan penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena susunanlistrik
yang menyelubungi sesama partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsiakan
bertambah. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga
caradibawah ini.
· Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan
partikel.
· Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan disekitarnya.
· Terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.
4.
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
Terbagi menjadi
dua yaitu emulgator alam dan emulgator buatan.Emulgator buatan, seperti:
a.
Sabun
b.
Tween 20; 40; 60; 80
c.
Span 20; 40; 80
Emulgator alam
adalah emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat
digolongkan menjadi tiga golongan:
1.
Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan
karbohidrat: bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus
dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan
kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a.
a.
Gom arab
b.
Tragacanth
c.
Agar-agar
d.
Chondrus
e.
Emulgator lain, seperti: pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2.
Emulgator alam dari hewan
Zat-zat protein seperti: gelatin,
kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe
m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi
terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3.
Emulgator alam dari tanah mineral
Zat padat yang terbagi halus,
seperti: tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan
aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat
ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika
serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak
dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain
itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
4.
Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 ( tiga ) metode dalam
pembuatan emulsi yaitu :
1.
Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuatdengan
jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlahemulgator.
Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian airdan 1 bagian
emulgator. Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak,lalu ditambahkan air
sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
2.
Metode gom
basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsidengan
musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakanperbandingan
4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jikaemulgator yang
digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulukedalam air misalnya
metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian airlalu diaduk, dan minyak
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.3.
3.
Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi daribahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan
kekentalan yang rendah.Metode ini merrupakan variasi dari metode gom
kering atau metode gombasah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan
kemudiandiencerkan dengan fase luar.Dalam
botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.Ditambahkan dua
bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yangsama banyak dengan
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terusdikocok, setelah emulsi
utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.
4. Metode
Penyabunan In Situa.
a.
Sabun Kalsium
Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang
dibuat dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang sama dan
dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi,
terutama kalsium oleat, dibentuk secara in situ disiapkandari minyak sayur alami yang mengandung asam lemak bebas.
b.
Sabun Lunak
Metode
ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam fase minyak.
Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan,komponen tersebut dapat dipisahkan
dalam dua gelas beker dandipanaskan hingga
meleleh, jika kedua fase telah mencapaitemperature yang sama, maka fase
eksternal ditambahkan kedalam faseinternal dengan pengadukan.
c.
Pengemulsi Sintetik
Secara umum,
metode ini sama dengan metode penyabunan insitu dengan menggunakan sabun lunak
dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi ditambahkan pada fase dimana ia dapat lebih
melarut.Dengan perbandingan untuk emulsifier 2-5%. Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode penyabunan.
5.
Cara Membedakan Tipe Emulsi
· Test Pengenceran Tetesan
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu emulsi akan bercampur denganyang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi
tipe m/a, maka emulsi iniakan mudah diencerkan dengan penabahan air.
Begitu pula sebaliknya dengan tipe a/m.
· Test Kelarutan Pewarna
Metode ini berdasarkan prinsip
keseragaman disperse pewarna dalam emulsi , jika pewarna larut dalam fase
luar dari emulsi. Misalnya amaranth, adalahpewarna yang larut air, maka akan
terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a.Sudan III, adalah pewarna yang larut
minyak, maka akan terdispersi seragam pada
emulsi tipe a/m.
· Test Creaming (Arah Pembentukan Krim)
Creaming adalah proses
sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi berdasarkan densitas dari fase internal
dan fase eksternal. Jika densitas relativedari
kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers dapat menunjukkan
tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar system farmasetik,densitas fase minyak atau lemak kurang
dibandingkan fase air; sehingga, jika erjadi krim pada bagian atas, maka emulsi
tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi pada bagian bawah, maka
emulsi tersebut merupakan tipea/m.
· Test Konduktivitas Elektrik
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu
menghantarkan listrik, dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik. Jikasuatu
elektroda diletakkan pada suatu system emulsi, konduktivitas elektrik tampak,
maka emulsi tersebut tipe m/a, dan begitu pula sebaliknya pada emulsi tipe
a/m.
· Test Fluorosensi
Sangat banyak minyak yang dapat berfluorosensi jika terpapar sinar
ultraviolet. Jika setetes emulsi di uji dibawah paparan sinar ultra violet dan
diamati dibawah mikroskop menunjukkan seluruh daerah berfluorosensi maka tipe emulsi itu
adalah a/m, jika emulsi tipe m/a, maka fluorosensi hanya berupanoda.
6.
Kestabilan Emulsi
Emulsi
dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
a.
Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satumengandung fase dispers lebih banyak daripada
lapisan yang lain. Creamingbersifat reversibel artinya bila dikocok
perlahan-lahan akan terdispersikembali
b.
Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film
yangmeliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu).
Sifatnyairreversibel (tidak bisa diperbaiki)
C.
SUSPENSI
1.
Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi
harus halus,tidak boleh cepat mengendap,
dan bila digojog perlahan-lahan endapan harus segeraterdispersi kembali.
Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjaminb stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dand i tuang.
Suspensi
terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a.
Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat yangterdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai danditujukkan untuk penggunaan oral.
b.
Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan padakulit
c.
Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung
partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan
untuk penggunaan pada mata. Suspensi obat mata harus steril dan zat yang
terdisprsi harus sangat halus, bila untuk dosis ganda harus mengandung bakterisida.
d. Suspensi tetes telinga adalah
sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
e. Suspensi
untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam
saluran spinal. Suspensi harus steril, mudah disuntikkan dan
tidak menyumbat jarum suntik.
f. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan
padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
2.
Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah
cara memperlambat penimbunan
partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah
satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
a.
Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran
partikelmerupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan
antarluas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinyasemakin besar ukuran partikel maka semakin kecil
luas penampangnya
b.
Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).Apabila didalam suatu ruangan berisi
partikel dalam jumlah
besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu
akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin
besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat.
c.
Sifat/Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahan tersebu t yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak
dapat mempengruhi.Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan
pertolongan mixer,homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas
fase eksternal dapatdinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut
kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent(bahan pensuspensi),
umumnya besifat mudah berkembang dalam
air(hidrokoloid).
3.
Bahan Pensuspensi
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a.
Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan
adalah jenis gom/ hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau
lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah
dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi
oleh panas, PH, danproses fermentasi bakteri.
· Termasuk golongan gom, antara lain:Acasia ( Pulvis
gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Alginb.
· Golongan bukan gom, antara lain: Bentonit,
Hectorit dan Veegum.
b.
Bahan
pensuspensi sintesisa.
· Derivat Selulosa, antara lain:Metil selulosa, karboksi metil selulosa
(CMC), hidroksi metil selulosa.
· Golongan organk polimer, antara lain:Carbaphol 934
4.
Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi
a.
Metode pembuatan suspensi :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
· Metode Dispersi
· Metode Precipitasi
b.
Sistem pembentukan suspensi :
· Sistem flokulasi
· Sistem deflokulasi
Secara umum sifat-sifat dari
partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a.
Deflokulasi
· Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu
dengan yang lain.
· Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap
terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
· Sediaan terbentuk lambat.
· Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi
lagi.
b.
.Flokulasi
· Partikel merupakan agregat yang basa
· Sedimentasi terjadi begitu cepat
· Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat
dan mudah terdispersi kembali seperti semula.
5.
Penilaian Stabilitas Suspensi
a.
Volume sedimentasi
Adalah Suatu rasio dari volume
sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula
dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.
b.
Derajat flokulasi
Adalah Suatu rasio volume
sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi
akhir suspensi deflokulasi (Voc).
c.
Metode reologi
Berhubungan
dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku
pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan
perbandingan.
d.
Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw
cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan
sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang
pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan darri pembahasan di atas adalah sebagai barikut :
1.
Mixtura agitanda ( Campurn
kocok ) adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut dalam cairanpembawa, sehingga cepat mengendap. Pada
umumnya untuk pemakaian luar (topikal) dan dihindaripenambahan stabilisator
PGA(Pulvis gummi arabicium), tragakant.
2.
Emulsi adalah
sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan
emulgator/surfaktan yang cocok.
3.
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.